Sabtu, 23 Agustus 2014

Mau jadi Wortel? Telur atau Biji Kopi?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk, Ia membiarkan masing-masing mendidih.

Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.

Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak.
Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.
Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu.
"Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuk berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu

"Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya.
"Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu?

Jadi air yang mendidih itu bisa diibaratkan sebagai masalah di hidup kita. Ketika kita menghadapi masalah apakah kita mau menjadi seperti Wortel? Kita maju dengan kuat dan tegas, tapi kita keluar dengan lemah dan lunak, kita kehilangan harapan, kehilangan semangat juang dan menyerah.

Atau kita mau menjadi seperti telur? Kita memulai dengan hati yang tulus, tetapi tantangan dan masalah membentuk diri kita menjadi pribadi yang keras, tidak perduli dengan sekitar, membenci diri kita, orang lain dan lingkungan, tidak ada lagi kehangatan dalam diri kita, masalah membentuk kita menjadi pribadi yang egois dan cuek.

Atau kita mau menjadi seperti bubuk kopi? air tidak dapat mengubah bubuk kopi, tetapi bubuk kopi dapat mengubah warna air, makin panas airnya makin nikmat rasanya, dan makin harummm wanginya. Sebagai bubuk kopi, kita belajar hal-hal baru, belajar ilmu baru dari tantangan yang kita hadapi, kita tumbuh bersama pengalaman dan kita menghasilkan pribadi yang lebih baik dari masalah dan tantangan yang kita hadapi.
Have a Nice Day Coffee Lovers!!!! 

Cheers,
Fella Feransa 
PH . 0838-95888189
PIN BB :  7F9538AB
Blogspot : www.fellaferansa.blogspot.com
Visit my Page : http://www.dbc-network.biz/?id=usahamamaleon 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar